Senin, 26 Juli 2010

MENGGERAKKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Materi Pembekalan KKN Tematik Mahasiswa Fahutan Universitas Kuningan
Selasa, 6 Juli 2010

Oleh : Usmadi Sulaeman

I. PENDAHULUAN

• Keberhasilan suatu kegiatan pembangunan, khususnya pengembangan hutan rakyat tidak terlepas dari partisipasi aktif dari anggota masyarakat baik berupa ide, tenaga, maupun dana dalam pelaksanaan suatu kegiatan.
• Fenomena ini akan terjadi apabila adanya pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dari multi-stakeholder dalam setiap program pembangunan yang dilaksanakan.
• Partisipasi masyarakat menunjukkan adanya interaksi antara masyarakat dengan pihak yang berkepentingan di dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Dari partisipasi ini banyak hal yang dapat diserap, diantaranya rasa kompetisi, rasa tanggung jawab dan solidaritas.

II. PENGERTIAN PARTISIPASI
• Menurut Awang (1999), partisipasi adalah keterlibatan aktif dan bermakna dari masyarakat pada tingkatan berbeda, dalam hal identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dalam suatu kegiatan atau program.
• Menurut Simon dkk, (1999) partisipasi adalah kemampuan sistem pengelolaan sumber daya hutan nasional untuk membuka kesempatan seluas-luasnya kepada semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan untuk mengambil bagian secara aktif, mulai dari kegiatan identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi
III. PARTISIPASI DALAM SETIAP TAHAP KEGIATAN
3.1.Sosialisasi Kegiatan
3.1.1. Persiapan peserta
• Lakukan observasi lapangan dan koordinasi dengan Kecamatan, Kelurahan/Desa, BP3K (Penyuluh Pertanian/Kehutanan) untuk memperoleh daftar masyarakat dan tokoh-tokoh kunci yang teridentifikasikan untuk menjadi peserta sosialisasi.
• Beberapa kelebihan menggunakan petani menjadi agen penyuluhan (Bunch,2001), yaitu :
a. Lebih memahami secara detil karakteristik masyarakat setempat (perasaan, perilaku, sikap, tabiat),

b. Mempunyai pengetahuan tentang ciri khas daerah, masyarakat, kelompok yang ada,

c. Dapat menyampaikan pesan dengan bahasa yang sama dengan masyarakat setempat,

d. Dapat memahami permasalahan masyarakat secara lebih tepat,

e. Secara naluri dapat mengetahui bagaimana cara memotivasi masyarakat setempat.

f. Mempunyai dasar-dasar persahabatan dan hubungan baik dengan kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi di dalam desa.

3.1.2. Persiapan Materi : Perbanyak materi dalam bentuk visual. Pengaruh penyampaian informasi melalui panca indera :
a. Pengaruh melalui indera mata adalah 83,0%
b. Pengaruh indera telinga adalah 11,0%
c. Pengaruh melalui indera hidung adalah 3,5%
d. Pengaruh dengan tangan sebesar 1,5%
e. Pengaruh dengan indera rasa (lidah) adalah 1,0%.




3.1.3. Pelaksanaan Sosialisasi

1. Perkenalan
• Mahasiswa memperkenalkan diri kepada masyarakat, meliputi nama, tempat kuliah dan yang bersifat pribadi dalam keluarga. Status yang jelas ini akan sangat membuka hati masyarakat untuk mempercayai siapa sebenarnya petugas yang hadir ditengah-tengah mereka.
• Mahasiswa secara aktif mengenal masyarakat/sasaran program. Dengan mengenal dan mengingat nama mereka, petugas bisa menyapa dan menyebut nama mereka sehingga tercipta suasana akrab.
2. Upayakan menggunakan bahasa daerah setempat

3. Ciptakan diskusi dalam suasana yang akrab, dalam arti tanya jawab tanpa disediakan waktu tertentu.

3.2. Perencanaan Partisipatif :
Kegiatan ini berupa kegiatan masyarakat untuk mengenali kondisi dan permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungannya, yang kemudian secara mandiri menganalisis, menyimpulkan dan merencanakan penanganan permasalahannya.
3.2.1. Pemetaan Lokasi :
• Membuat sketsa peta desa dengan meniru peta di kantor desa yang memuat batas wilayah, anak sungai, prasarana, dll
• Plotting calon lokasi kegiatan / potensi masalah
3.2.2. Kelembagaan : Identifikasi Lembaga, Pokmas (Kelompok Tani, Karang taruna, Pengajian, dll) yang mungkin untuk aktif dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi/reklamasi lahan.
3.2.3. Penelusuran Lokasi :
• Penelusuran lokasi hakekatnya untuk melihat jenis, dimensi permasalahan dan memantapkan lokasi.
• Disertai oleh pendamping lapangan yang akan mengoreksi permasalahan yang diidentifikasi, memandu diskusi lapangan, termasuk menjaring usulan masyarakat (spontanitas) terhadap pemecahan masalahnya.
• Pengambilan sampel tanah untuk bahan tes kondisi lahan untuk dipadu-serasikan dengan pengetahuan lokal petani.

3.2.4. Penentuan prioritas masalah
Tujuan : untuk menentukan/mencari prioritas masalah dan memilih alternatif upaya pemecahan masalah, program kegiatan, teknik dan teknologi konservasi yang sesuai.
Prioritas masalah dikaji berdasarkan kriteria – kriteria, antara lain :
• Dirasakan orang banyak
• Tingkat kepentingan untuk ditangani segera
• Tingkat kemampuan masyarakat (keswadayaan)
Berdasarkan kriteria tersebut dilakukan penilaian atau pembobotan, sehingga didapat peringkat (rangking) prioritas.

3.2.5. Penyusunan Rencana Kegiatan Rehabilitasi/Reklamasi
• Dibentuk kelompok yang akan membahas sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan : Pembuatan Pembibitan, Persiapan Lahan, Penanaman, Sistem tumpangsari, dll meliputi :
a. Potensi
b. Tindakan yang akan dilakukan
c. Hasil yang diharapkan
d. Ukuran keberhasilan
e. Lokasi, Waktu penanganan, Penanggung jawab, dll.
• Hasil pembahasan kelompok (tiap bidang) dipresentasikan kepada kelompok-kelompok lain (pleno) dan akhir dari pembahasan tersebut menghasilkan rancangan (draft) Rencana Kegiatan Rehabilitasi/ Reklamasi Lahan (RKRL).
3.2.6. Lokakarya Desa
• RKRL dibahas lebih lanjut di tingkat desa sehingga menjadi RKRL Desa yang selanjutnya dilokakaryakan (di Desa) kepada Pemerintah Kabupaten.
• Tujuannya untuk mempertemukan rencana yang disusun oleh masyarakat dengan aparat Pemerintah Daerah yang pada akhirnya diharapkan Pemda dapat menyetujui dan mengesyahkan RKRL Desa.

4. Penumbuhan kelompok
• Seiring dengan penyempurnaan Rencana Kegiatan, disiapkan penumbuhan kelompok yang akan bertugas melaksanakan penerapan reklamasi lahan selanjutnya.
• Dibentuk struktur kelompok sesuai kebutuhan yaitu : a) struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan, b) struktur tugas atau pembagian pekerjaan, c) struktur komunikasi atau bagaimana aliran komunikasi terjadi dalam kelompok serta sarana bagi kelompok untuk berinteraksi.
PUSTAKA :

BPDAS Cimanuk-Citanduy, 2009. Perencanaan Konservasi Partisipatif di Sub Das Cimanuk Hulu. Ditjen RPLS-Dep.Kehutanan

Wahyuni, Sri 2009. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pertanian : Perlunya Implementasi PRA, Pendekatan Kultural dan Strukrural.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar